Berawal dari rasa kesemutan biasa pada jari tangannya, Diana tidak menyadari bahwa itu adalah awal dari kehancuran hidupnya.
Suatu
pagi ketika Diana hendak bangun tidur, Diana merasakan sesak di
dadanya. Ia tidak dapat menggerakkan tubuhnya dan ia sama sekali tidak
dapat berjalan. Dengan rasa cemas, orang tua Diana membawanya ke rumah
sakit. Setelah mendapat perawatan oleh dokter dari rumah sakit
tersebut, Diana diperbolehkan kembali ke rumah.
Diana kembali ke rumah dengan kondisi yang sudah jauh berbeda. Diana
tidak lagi seperti dulu yang selalu ceria. Beberapa hari di rumah,
kembali Diana mengalami gejala yang sama dan untuk kedua kalinya ia
dilarikan kembali ke rumah sakit. Namun kali ini tubuh Diana sudah
lumpuh total.
Hanya
dalam waktu satu bulan, hidup Diana seperti berada di ujung tanduk.
Dokter menemukan virus ganas yang mematikan bersarang di tubuhnya.
Menurut Dr. Freddy Sitorus, dokter yang menangani Diana, kalau hal ini
tidak cepat diatasi maka virus itu bisa menyerang syaraf pernafasan dan
bila hal itu sampai terjadi maka akan berakibat fatal bagi nyawa Diana.
"Syaraf
utama dalam tubuh saya sudah terkena virus dan semuanya sudah mati
rasa...," ujar Diana sambil menangis saat membagikan kisah hidupnya
kepada tim Solusi.
Seperti disayat, kenyataan pahit itu juga dirasakan oleh kedua orang tua Diana.
"Dunia seperti runtuh rasanya. Saya hanya berdoa kepada Tuhan agar anak saya disembuhkan," ujar Merry Sitorus, ibunda Diana.
Namun bayang-bayang kematian semakin dekat mengejar Diana. Hidupnya hanya bergantung pada suntikan demi suntikan.
"Saya tidak siap untuk meninggal saat itu. Saya tidak bisa bernafas, dan saya baru menyadari bahwa ternyata nafas itu mahal," ujar Diana sambil menahan sakit.
Diana
juga sempat marah dan kecewa dengan Tuhan. Diana merasa bahwa segala
usaha dan harapannya yang telah ia gantungkan sepenuhnya kepada Tuhan
sepertinya sia-sia. Di saat Diana mengalami kekecewaan yang
berkepanjangang, Dr. Freddy Sitorus menyarankan Diana untuk mengikuti
sebuah kebaktian kebangunan rohani di Ancol yang dibawakan oleh Rev.
Benny Hinn. Menurutnya kalau manusia tidak dapat menyembuhkan, maka
Tuhan pasti bisa meyembuhkan.
Iman Diana yakin bahwa hidupnya masih ada harapan. Namun di tengah lautan manusia dan matahari
yang membakar Ancol, tiba-tiba saja Diana kehabisan oksigen. Ketika
tim doa dari Benny Hinn mendatangi Diana dan berdoa baginya, tanpa
disadari lawatan Tuhan terjadi pada hidup Diana.
"Hati saya seperti plong dan ada hawa hangat di pinggang saya," ujar Diana.
Ketika
mereka menyuruh Diana berdiri, maka dengan perlahan Diana mulai
bangkit dan dapat berdiri. Diana naik ke atas panggung dan disambut oleh
Benny Hinn. Kemudian dengan rasa sukacita yang luar biasa, Diana mulai bisa menggerakkan seluruh tubuhnya tanpa ada rasa sakit.
"Saya
tidak pernah menangis. Tetapi saat itu, tangis saya tumpah dan saya
kagum atas keajaiban dan kedahsyatan Tuhan terhadap anak saya. Sungguh
hebat Kau Tuhan," ujar M.Panjaitan, Ayah Diana, menutup kesaksian ini.
Nafas itu memang mahal, dan yang membuat nafas itu adalah sebuah Pribadi yang sungguh luar biasa. Jadi, hargailah Tuhan.
(Kisah ini ditayangkan 3 Desember 2009 dalam acara Solusi Life di O'channel)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar