Halaman

Rabu, 27 Maret 2013

KKR Festival of Life - Joyce Meyer (USA)


Pre note:
Sebelum saya mulai menulis catatan kotbah Joyce Meyer di festival of Life, saya sadar, tidak mudah bagi ibu Joyce Meyer untuk tetap mengadakan acara di Sentul International Convention Center dan GBK ditengah-tengah banjir di Jakarta,

Kamis dan Jumat 17 & 18 Jan.2013, banyak orang tidak bisa hadir dampaknya. Apa yang terjadi kalau hari itu (Jumat) hujan deras lagi dan banjir semakin tinggi? Tantangan sekali.

Namun didalam hati saya bisa menangkap bagaimana kedekatan Joyce Meyer dengan Tuhan. Bagaimana dia tetap tenang dan percaya dalam doanya, bahwa peperangan itu milik Tuhan.

Dia hanya taat saja, walau iblis berusaha menghentikan dia berkotbah. Hari kamis 17 Jan. 2013 Joyce Meyer mulai berkotbah di Sentul, hari itu juga Jakarta hujan deras dan banjir melanda.

Suatu sambutan yang “meriah” buat seorang Joyce Meyer di Indonesia. Hari Jumat dia kotbah di GBK, dengan kondisi Jakarta darurat banjir. Berikut catatan kotbah Joyce Meyer yang saya tulis:


-----------------------------------------

Kotbah:

Saya menghabiskan waktu sekitar 50 jam terbang dari Amerika dengan pesawat pulang dan pergi untuk melayani di Indonesia. (Tentu itu hal yang melelahkan, dengan padatnya jadwal pelayanannya keliling dunia, untuk seorang nenek yang akan berusia 70 tahun bulan Juni nanti.)

Saya tidak tahu bahwa tahun ini adalah siklus 5 tahunan banjir diJakarta, sehingga waktu saya mendengar dan melihat di TV tentang apa yang sedang terjadi di Jakarta hari ini, saya secara pribadi merasa sedih melihat banyak yang menderita karena banjir.

Jam 1 siang masih ada hujan gerimis diJakarta, memang dijalan Bulevard Klp. Gading, ada hujan gerimis jam itu) dan saya berpikir Tuhan kenapa Kau kirimkan aku ke Jakarta dalam keadaan banjir seperti ini. Dan saya berpikir inilah peperangan rohani.

Dan saya berkata, kalaupun tidak ada satu orangpun yang hadir di GBK, acara ini harus tetap berlangsung. Iblis tidak bisa menghentikan saya. Ya musuh kita iblis berusaha mencuri sukacita, damai sejahtera saya. Saya menolak untuk kehilangan sukacita. Saya tetap bersukacita. Dan waktu saya bersukacita, iblis tidak bisa mengalahkan saya.

Dan hari ini Anda semua yang datang ke tempat ini adalah pahlawan. Ditengah-tengah banjir Anda masih bisa hadir karena kalian mencintai Tuhan. Haleluya!

Petrus mengingatkan kita bahwa “Iblis berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-ngaum dan mencari orang yang dapat ditelannya.” (1 Petrus 5:8)

Kata “dapat ditelannya” artinya ada orang-orang tertentu, tidak semua orang, yang dia incar untuk bisa ditangkap dan dilahap dan menjadi santapannya.

Bila kita tidak waspada dan lengah tentu kita bisa jadi santapan iblis. Namun ada orang-orang Kristen yang iblis tidak bisa sentuh. Mereka adalah orang-orang yang penuh dengan Roh Kudus. Hatinya menyala-nyala dengan gairah, keberanian, semangat yang baru. Mereka tetap punya sukacita dan damai sejahtera.

Ya, kita ada dalam peperangan rohani. Iblis berusaha mencuri sukacita, damai sejahtera dari hidup kita. Memang Jakarta sedang dalam masalah yang besar. Namun,tidak peduli masalah apa yang kau hadapi, jika kamu tetap menjaga damai sejahtera, sukacita dihatimu, maka iblis adalah pecundang. Dia tidak bisa mengalahkanmu.

Kita tahu bahwa “perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat diudara. (Efesus 6:12)

Dan kita juga tahu bahwa Allah selalu menang, karena Dia punya kuasa atas segalanya. Dan kalau kita mengikuti cara, jalan Tuhan, kita tentu juga akan selalu menang.

Satu orang yang penuh dengan Roh Kudus bisa mengubah bangsa ini.

Saya datang ke Indonesia adalah suatu pintu yang dibuka Tuhan bagi saya. Namun tantangan tentu menghadang seperti banjir yang terjadi sekarang ini di Jakarta. “sebab disini banyak kesempatan bagiku untuk mengerjakan pekerjaan yang besar dan penting, sekalipun ada banyak penentang. (1 Kor. 16:9)

Kata “penentang” dalam bahasa Inggris adalah “adversary” artinya musuh/lawan. Saya datang ke Indonesia dan musuh menghadang saya. Musuh berusaha menghentikan saya. Bila hujan terus datang dan banjir semakin besar, tentu tidak ada orang yang bisa datang kesini (GBK) karena terjebak banjir

Namun saya percaya firman Allah, bahwa saya punya kuasa atas musuh. Ada nama Yesus. Ada darah Yesus. Kita diberi kuasa untuk menginjak ular dan kalajengking. “Sesungguhnya Aku telah memberikan kuasa kepada kamu untuk menginjak ular dan kalajengking dan kuasa untuk menahan kekuatan musuh, sehingga tidak ada yang akan membahayakan kamu. “ (Lukas 10:19)

Iblis tidak bisa mencelakakan saya, karena saya punya kuasa atas dia. Dan waktu saya sedang menyampaikan firman Tuhan disini, saya sedang mengayunkan pedang Roh atas Indonesia, baik untuk engkau yang duduk di stadion ini, maupun engkau yang menonton melalui TV.

Dan waktu saya taat pada Tuhan, datang ke Indonesia, memang ada tantangan dari pihak musuh, tapi tidak ada yang bisa membahayakan kita orang percaya.

Paulus berkata bahwa “senjata kita bukanlah senjata duniawi, tapi diperlengkapi dengan kuasa Allah. (2 Korintus 10:4)

Kata duniawi berasal dari kata “carnal” artinya tubuh jasmani/daging kita.
Kita ada dimedan perang dan kita diberi senjata. Kita tidak berperang dengan kedagingan kita. Tapi dengan senjata-senjata yang diperlengkapi dengan kuasa Allah.

Tidak ada tentara didunia ini yang maju kemedan perang dengan tangan kosong, tanpa perlengkapan senjata. Itu konyol. Alkitab mengajarkan ada selengkap senjata Allah yang harus kita kenakan di alam roh.

Kita punya senjata-senjata itu.
1. Nama Yesus. (Filipi 2:9-11)
Dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang dilangit, diatas bumi dan dibawah bumi. Saya sering mengalami tekanan, banyak masalah, tantangan dalam pelayanan saya pada Tuhan. Namun saya mulai sebut nama itu dengan mulut saya “Yesus”. Tiba-tiba ada damai ketenangan dihati saya, atmosfirnya langsung berubah. Mari sama-sama kita sebut nama itu: “Yesus”

2. Alkitab yang adalah Firman Allah.
Dalam setiap keadaan masalah apapun yang kau hadapi, kau harus ucapkan Firman Tuhan. Jangan berkutat dan fokus pada masalahnya. Engkau harus kembali pada Alkitab, Firman Tuhan.

Mulai ucapkan ayat-ayat firman itu dari mulutmu bukannya malah terus memikirkan masalahnya.
Dan ketika firman itu diucapkan, iman bangkit waktu kita mendengarnya.

Paulus mengatakan bahwa kita harus mengenakan selengkap senjata Allah (Efesus 6:13-18) diantaranya: ikat pinggang kebenaran (belt of truth). Ikat pinggang artinya kita selalu siap sedia, baik atau tidak baik waktunya, untuk tetap mengatakan kebenaran.

Dia juga berkata bahwa kita mengenakan “kasut Injil damai sejahtera”. Injil itu Kabar baik. Sudah terlalu banyak kabar buruk yang kita dengar setiap hari dimana-mana, radio, TV, koran dsb. Kita pakai kasut Kabar baik dan damai sejahtera itu.

Iblis berusaha mencuri damai saya dengan situasi banjir ini. Tapi saya menolak! Saya tetap pakai kasut damai sejahtera itu. Dan ada kuasa dalam damai Tuhan. No peace, No power.

Yesus berkata:”Damai sejahtera kutinggalkan bagimu. Tidak seperti yang dunia berikan kepadamu. (Yoh. 14:27)

DamaiNya special, tidak sama dengan dunia ini. Damai itu yang membuat kita tidak gelisah dan gentar. Sebelum Musa membawa bangsa Israel keluar dari Mesir menyeberangi Laut Teberau, Musa berkata pada bangsa Israel, “Tuhan akan berperang untuk kamu, dan kamu akan diam saja.” (Keluaran 14:14)

Kata “diam saja” dalam bahasa Inggris adalah “Hold your peace”, artinya “Tetap pegang damai sejahteramu.” Kenapa kita tetap damai? Karena peperangan itu milik Tuhan. (1 Samuel 17:47). Dan akhirnya, Tuhan yang berperang melawan Mesir (Kel. 14:25)

Biar damai itu kuat didalam rohmu. Itu harus mulai didalam rohmu. Terimalah kuasa! Kita tidak lemah, kita penuh kuasa.

Kita juga harus mengenakan baju zirah keadilan. Baju zirah keadilan dalam Alkitab versi King James adalah “breastplate of righteousness” . Baju jirah kebenaran, untuk melindungi kita dari senjata musuh, sehingga kita tidak terluka.

Kenakan baju zirah kebenaran. Lawan kata kebenaran adalah rasa bersalah, tertuduh, merasa tidak layak. Waktu engkau merasa seperti itu, bilang sama iblis: “Iblis engkau pembohong. Aku adalah orang benar karena darah Yesus.

Aku dibenarkan dihadapan Allah bukan karena perbuatan baikku, tapi karena apa yang Yesus lakukan di kayu salib. Tentu kita harus mengaku dosa/kesalahan kita, dan darah Yesus menyucikan kita dari dosa. Tapi jangan terus merasa bersalah dan bersalah.

Ucapkan Firman Tuhan ini: “Jadi siapa yang ada dalam Kristus ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu sesungguhnya yang baru sudah datang.” “Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuatNya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah. (2 Kor. 5:17;21) Kita menjadi benar, kebenaran Allah.Tuhan tidak marah kepadamu. Dia mengasihimu.

Baju zirah ini harus selalu kita pakai.Kapan pencuri datang? Pada waktu yang kita tidak duga-duga bukan? Tetaplah berjaga-jaga dan berdoa, supaya iblis tidak mencuri baju zirah kebenaranmu.

Apalagi yang kita kenakan/pakai? Paulus menasihati dalam Kolose 3:14, “Kenakanlah kasih,…” Ketika kita hidup didalam kasih sebenarnya kita juga sedang melakukan peperangan rohani. Waktu kita menolong orang lain, kita sedang peperangan rohani.

Ketika kita mengasihi musuh-musuh kita, kita sedang peperangan rohani. Ketika kita sedang berbuat baik pada orang yang berbuat jahat, membalas kejahatan dengan kebaikan, kita sedang peperangan rohani.

Jadi peperangan rohani bukan sekedar tengking-tengking iblis. Waktu saya datang ke Indonesia dan mendengar musibah banjir, saya bukan hanya sekedar memberkati dan berdoa untuk Jakarta, tapi saya juga mulai mengulurkan bantuan keuangan dalam jumlah besar untuk dibagikan kepada korban banjir.

Kasih juga menutupi banyak sekali dosa.( 1 Petrus 4:8) Kita tidak seharusnya membuka kejelekan saudara-saudara seiman kita, supaya orang lain tahu. Kita seharusnya menutupi banyak dosa karena kasih. Waktu kita melakukannya, kita sedang peperangan rohani. Iblis dikalahkan waktu kita hidup didalam kasih.

Kita juga perlu mengasihi diri kita dengan cara ilahi, bukan mengasihani diri. Ada bagian tubuh saya yang saya tidak suka, yaitu suara saya. Suara saya begitu berat dan terdengar seperti suara laki-laki bila ada orang menelepon kerumah saya.

Tapi sekarang saya menyukai suara saya, karena suara saya didengar oleh 1 milyar lebih jiwa diseluruh dunia setiap hari dengan televisi, untuk memberitakan Firman Tuhan.

Jangan pernah remehkan apa yang Tuhan sudah beri dihidupmu. Belajar berkata: Tuhan mengasihiku dan aku juga mengasihi diriku. Lihat cermin tiap pagi dan coba katakan itu.

Ayat favorit saya, Yohanes 10:10 berkata pencuri datang untuk mencuri, membunuh dan membinasakan. Tapi Yesus datang supaya kita punya hidup dengan kelimpahan. Alkitab Amplified menulis “supaya kita “have and enjoy life” dan mempunyai hidup dan menikmati hidup dengan limpah.

Buat apa hidup kalau tidak dinikmati? Waktu kita menikmati hidup yang adalah anugrah Tuhan ini, kita sedang melakukan peperangan rohani. Nikmati hidupmu setiap hari dan engkau punya semuanya untuk menang dalam kehidupan ini.

Kasihilah orang lain. Ketika engkau memberi, engkau sedang melakukan peperangan rohani. Semakin engkau menolong orang lain, memberi semangat, memberikan sesuatu, semakin sedikit kelihatan masalahmu.

Ketika engkau mengampuni, engkau sedang peperangan rohani dan engkau menang atas iblis. Engkau menjadi berkat. Allah memberi untukmu dan melaluimu! Bukan hanya untukmu, tapi melaluimu. Kalau hanya pikirkan diri sendiri, engkau tidak akan lebih bahagia.

Tidak ada kasih, tidak ada kuasa.

Waktu kita hidup dalam kasih, ketika musuh datang menyerbu bagaikan banjir, Tuhan akan mengangkat kita tinggi. Iblis bisa saja menghadangmu, tapi dia tidak akan menang. Semua kubu-kubu musuh akan runtuh, karena Tuhan akan berperang ganti kita.

Amen, Mari kita berdoa!

(Joyce Meyer)

Jurnal written by : Jean O Christensen (Jkt) 


sumber: http://www.facebook.com/badi0002

Tidak ada komentar:

Posting Komentar